Laptop bekas dibilang baru

Seminggu kemarin saya membeli laptop karena terpaksa. PC desktop saya mendadak rusak, sementara sang anak membutuhkannya untuk mengerjakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dari sekolah. Inilah hasil dari kurikulum pelajaran terbaru yang menurut saya gak ada manfaatnya. Pengen anak berpikir dan cerdas? BELUM saatnya dikasih materi kayak gini, kasihan anak yang yang sudah setengah jalan duduk di bangku masing-masing, ngerti kan?


Kembali ke laptop, halah, cerita nya sang isteri mendesak buat segera membeli laptop dengan uang seadanya tapi pengen kualitas bagus nan amboy. Pilihan pertama saya jatuh pada Dell yang memang masih baru kinyis-kinyis, tapi sang istri emoh ogah alias ndak mau. Pindahlah kami ke kios laptop yang lain. Begitu sang istri melihat ASUS X452E putih, rupanya dia langsung jatuh cinta. Di laptop ada tulisan "BARU" tapi laptop dibungkus plastic food wrapper, dalam hati saya haduh ini kios tipu-tipu. Tapi sang istri enggan beranjak dan langsung membuat keputusan laptop inilah yang akan dibelinya.


Demi menyenangkan hatinya diriku mengiyakan saja apa yang jadi 'katanya', hitung-hitung ibadah. Walau dalam hati gondok ruarbiasa sama penjualnya; mosok laptop second dibilang "FRESH FROM THE OVEN", pale lu penyok? Semoga semua dosa kami diambil LUNAS oleh 3 orang penjual di kiosk laptop itu, AMEEEEEEN.